Cerpen: Belajar Dan Kemewahan

BELAJAR DAN KEMEWAHAN
Karya: Rifan Rahman Sutrisno
Alkisah seorang anak sma bernama Andri, dia adalah anak yang rajin dan suka belajar. Namun dia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Biaya sekolah pun hanya seadanya. Dia tidak pernah meminta hal hal lain untuk dia bisa pamerkan sepeti teman-temannya yang mempunyai handphone bagus dan laptop bagus. Dia hanya mempunyai handphone model jadul yang ia pergunakan untuk berkomunikasi lewat telpon dengan orang tuanya. Ia tidak iri dengan teman-temannya yang bisa belajar dengan banyak kemewahan dan sangat terlihat mudah untuk bisa mencari bahan bahan belajar. Namun andri tidak pernah berputus asa. Dia masih tetap semangat belajar dan ingin berprestasi demi membanggakan orang tuanya. Dia sehari hari mengandalkan buku dari perpustakaan di sekolahnya. Ia dapat membuktikan kekuatan tekadnya. Buktinya ia meraih peringkat terbaik di kelasnya pada semester pertamanya di SMAN 1 Banjarsari itu. SMAN 1 Banjarsari merupakan sekolah favorit di daerahnya. Sekolah itu adalah sekolah yang paling banyak dituju oleh siswa-siswa terbaik dari SMP-SMP favorit. 
Libur semester ganjil telah usai, kini tiba saatnya Andri untuk kembali menuntut ilmu lagi di sekolah kebangaannya. Dia sangat semangat sekali menyambut semester baru ini. Dengan tas lama yang dulu ia beli ketika SMP kelas 2, Ia berangkat ke sekolah dengan buku catatan barunya yang ia beli dari warung dekat rumahnya. Hari pertamanya ia jalani dengan baik-baik saja, dan semua siswa dikelas itu diberi tugas pertama oleh guru IPA yaitu Pa Kadarusman. Pak Kadarusman memberi tugas kepada para siswa untuk mencari artikel sebanyak banyaknya tentang teknologi terbaru yang muncul di bidang IPA. Setelah Pa Kadar memberikan tugas itu, Andri terlihat kebingungan. Dia bingung harus mengerjakan tugas itu bagaimana. Dia tidak punya laptop seperti teman-temannya yang dengan mudah dapat mengakses internet.Saat istirahat tiba, Andri terdiam dibangkunya. Dia merenung sambil sesekali melihat teman-temannya yang sedang mengerjakan tugas dengan laptop mereka masing-masing. Ia ingin seperti mereka. Beberapa lama kemudian ia membuka sebuah buku dan membacanya. Tiba-tiba ada seseorang benama Alfian datang menghampirinya. Lalu berkata.
“Hey, Andri, Kamu ngapain baca buku, tugasnya kan mencari teknologi baru, mana adalah di  buku itu. Sekarang jamannya internet. Kaya kami dong. Punya laptop. Enak ngerjain tugasnya”. Ucap Alfian.
“Biarain, suka-suka aku dong, biarpun ini hanyalah sebuah buku. Tapi disini juga ada ilmu.” Balas Andri.
“Oh ya udah terserah kamu. Aku Cuma ngasih tau aja. Sekarang udah ga jaman belajar pake gituan, Hahaha. Dasar kuno.” Kata Alfian.
Andri terdiam sambil meneteskan air mata jatuh ke buku bacaanya. Ia pun pergi meninggalkan kelas dan pergi ke toilet untuk membersihkan wajahnya dari air mata. Ketika keluar dari toilet Andri berpapasan dengan Andre. Anak kelas B. Dia seorang yang ramah dan penyemangat. Dia menghampiri Andri dan berkata sesuatu.
“Andri, kamu kenapa? Kaya yang habis nangis.” Kata Andre.
“Engga kenapa-napa ko Dre.” Jawab Andri.
“Kamu ga bisa bohong Dri. Aku tahu. Pasti ada masalah.” Kata Andre.
“Sebenarnya ada masalah Dre.” Jawab Andri.
Andri pun menjelaskan dengan serinci-rincinya tentang masalah yang ia hadapi dikelas. Dia sangat tidak bisa menerima kata-kata Alfian yang sangat tajam tersebut, yang melukai perasaan Andri. Andri menjadi murung dan putus asa karena semua orang di kelasnya mempunyai laptop. Andre tidak bisa berbuat apa-apa karena memang dia juga hanya seorang pelajar sama seperti Andri. Sebenarnya Andre juga mempunyai laptop, tapi ia bingung apakah harus meminjamkannya pada Andri atau tidak. Karena dia juga perlu untuk mengerjakan tugas sehari-harinya. Tapi akhirnya karena dia orang yang sangat baik dan paling empati dengan teman disekelilingnya. Dia memutuskan untuk meminjamkan laptopnya kepada Andri di hari itu.
Mereka berdua pun pergi ke kelas B. Dan Andre menyerahkan laptopnya kepada Andri dengan senyuman semangatnya. Agar Andri tidak bersedih kembali. Andri pun membawa laptop itu ke kelasnya dan mulai untuk mengerjakan tugas. Ia sangat bersemangat karena bisa mengerjakan tugas pada laptop yang Andre pinjamkan. Walau Andri terlihat bersemangat. Tapi masalah baru telah muncul. Alfian dengan Rifki muncul menghampiri Andri dan berkata sesuatu.
“Hey Andri, Kamu dapat laptop itu darimana?” Kata Alfian.
“Hahaha, pasti kamu mencuri ya.” Kata Rifki.
“Kamu jangan sembarangan nuduh.” Jawab Andri.
“Lah, bohong. Pencuri mana mau ngaku.” Kata Alfian.
“Iya, bener.” Kata Rifki.
“Hey dasar kalian tukang fitnah.” Jawab Andri sambil sedikit emosi.
Tiba-tiba ada Pak Dindin masuk ke kelas dan mereka pun duduk di tempat mereka masing-masing kemudian melanjutkan pembelajaran. Andri pun menyimpang laptopnya ke dalam tas. Sampai pembelajaran usai sambil memasang muka masam karena perlakuan Alfian dan Rifki tadi.
Bel pulang pun akhirnya berbunyi. Andri pulang lebih dulu dari pada Alfian dan Rifki karena mereka ada jadwal piket terlebih dahulu. Di perjalanan Andri disusul oleh mereka dengan motor. Sambil melewati Andri, mereka tak bosan-bosannya mengejek Andri. Mereka sengaja mengendarai motor dengan pelan-pelan agar bisa terus mengejek Andri. Andri hanya diam, tanpa meladeni perkataan mereka yang sebenarnya membuat hati Andri hancur. 
Tiba-tiba ada kucing berlari di depan motor yang mereka kendarai. Dan Alfian yang menjadi kehilangan keseimbangan karena menghindari kucing itu. Namun naas. Ketika dia banting stir ke arah kiri. Ada batu besar di pinggir jalan dan membuat motor mereka terhempas dan meraka akhirnya jatuh. Walau mereka pelan. Tapi benturan yang hebat membuat kepala mereka terbentur ke trotoar sehingga mereka pingsan. Andri pun kebingungan. Ia harus bagaimana untuk menolong mereka. Memang saat itu suasana jalanan sedang sepi. Tapi Andri terus mencoba meminta tolong sambil berteriak.
Ketika Andri mulai kebingungan. Datanglah Andre yang berada dalam mobil pribadinya. Dia dijemput oleh sopirnya. Kemudian berhenti menghampiri mereka. Andri kemudia menjelaskan tentang apa yang terjadi kepada Andre. Akhrinya Alfian dan Rifki dibawa ke rumah seakit menggunakan mobil Andre.
Di rumah sakit mereka pun terbangun. Ada Andre disitu.
“Andre, Aku dimana, kenapa kepalaku diperban seperti ini?” Kata Alfian.
“Iya Dre, Apa yang terjadi kepada kami?” Kata Rifki.
“Kalian kecelakaan tadi siang. Untung saja ada Andri yang setia meunggu kalian sampai bantuan datang. Kalau tidak kalian pasti tidak akan selamat karena kehabisan darah.” Kata Andre.
“Sekarang dimana si Andrinya? Kata Alfian.
“Dia berada di ruangan sebelah. Masih koma. Karena tadi dia mendonorkan darahnya untuk kalian.” Jawab Andre.
“Aduh, aku jadi merasa sangat bersalah kepada Andri.” Kata Rifki.
“Iya, Aku juga menyesal. Padahal dia orang yang baik. Tapi malah aku ejek karena dia berasal dari orang miskin. Aku harus minta maaf” Kata Alfian.
“Udah. Ga usah khawatir, dia pasti sudah memaafkan kalian. Dia orangnya bukan pendendam.” Kata Andre.
“Sesudah aku pulih, Aku akan minta ayahku untuk membelikannya laptop. Dia berhak untuk mendapatkannya. Lagian bagi ayahku sebuah laptop itu bukan seberapa.” Kata Alfian.
“Baguslah kalau begitu, dia pasti senang menerimanya. Dia pasti akan lebih semangat lagi belajar dan menuntut ilmu.” Kata Andre.
Suatu hari Alfian menepati janjinya. Dia memberikan laptop baru dari Ayahnya kepada Andri. Andripun sangat senang, dan berterima kasih kepada Alfian. Mereka pun akhirnya menjadi sahabat baik. Dan selalu belajar bersama-sama.
~Selesai~