Model Pembelajaran Artikulasi

Model Pembelajaran Artikulasi
Oleh: Rifan Rahman Sutrisno



Menurut Mustain (2010: 30) artikulasi adalah apa yang kita definisikan sebagai struktur-struktur dalam otak yang melibatkan kemampuan bicara (area kemampuan bicara), membaca atau pemrosesan kata lainnya dan area gerak tambahan (menulis, membuat sketsa, dan gerak-gerak ekspresif lainnya).
Menurut Shoimin (2017) Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk bisa berperan untuk sebagai “penerima pesan” sekaligus sebagai “penyampai pesan”. Pembelajaran yang telah diberikan guru, wajib diteruskan oleh siswa dan menjelaskan kembali kepada siswa lain di dalam pasangan kelompoknya.
Model pembelajaran artikulasi sebagai suatu model pembelajaran yang menekankan pada kemampuan siswa untuk pandai berbicara atau menggunakan kata-kata yang jelas, pengetahuan dan cara berpikir dalam penyampaian kembali materi yang telah disampaikan oleh guru. Model pembelajaran ini menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas melakukan wawancara kepada teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam pembelajaran ini.

  • Karakteristik
Menurut Junianto (2015) Model artikulasi adalah model pembelajaran yang menekankan pada aspek komunikasi kelompok berpasangan dengan teman sebagai sumber belajar. Pada model ini terjadi proses interaksi antar anggota, salah satu anggota menjadi narasumber sementara yang lain merekam informasi, dan selanjutnya bergantian. Kemudian hasil belajar tersebut didiskusikan dengan kelompok lain sehingga kelompok lain juga mendapat informasi serupa. Jadi, pada model ini terjadi pembelajaran dari siswa untuk siswa.

  • Tujuan 
Menurut Bastiar, (2007) model pembelajaran artikulasi memiliki tujuan untuk membantu siswa dalam cara mengungkapkan kata-kata dengan jelas dalam mengembangkan pengetahuan, pemahaman serta kemampuan yang dimiliki sehingga siswa dapat membuat suatu hubungan antara materi dengan disiplin ilmu.

  • Langkah-langkah
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
  2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
  3. Siswa dibagi menjadi kelompok dua orang untuk melihat kemampuan daya serap siswa.
  4. Guru menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengarkan sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.
  5. Siswa dipilih secara acak untuk bergiliran menyampaikan hasil wawancaranya terhadap teman pasangannya.
  6. Guru menyampaikan kembali materi yang belum dipahami oleh siswa.
  7. Kesimpulan/penutup.

  • Kelebihan
  1. Semua siswa terlibat (mendapat pesan)
  2. Melatih kesiapan siswa
  3. Melatih daya serap pemahaman dari orang lain.
  4. Cocok untuk tugas sederhana.
  5. Interaksi lebih mudah.
  6. Lebih mudah dan cepat membentuknya.
  7. Meningkatkan partisipasi anak.

  • Kekurangan
  1. Hanya bisa diterapkan untuk mata pelajaran tertentu.
  2. Waktu yang dibutuhkan banyak.
  3. Materi yang didapat sedikit.
  4. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor
  5. Lebih sedikit ide yang muncul.

Daftar Pustaka
  1. Bastiar, Bernadus. (2007). Model Artikulasi. www.pembelajaran.com. Diterbitkan pada 24 September.
  2. Junianto, Arfian. (2015). Penerapan Model Artikulasi Dengan Menggunakan Media Power Point Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada pembelajaran IPS Kelas IVA SD Negeri 08 Metro Selatan. (Skripsi). Universitas Negeri Lampung
  3. Mustain. 2010. Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi melalui Model Pembelajaran Artikulasi pada Siswa Kls X Madrasah Aliyah (MA) Raudhatul Mubtadiin Kundur Kecamatan Tebing Tinggi Barat Kabupaten Kepulauan Meranti (Skripsi). Universitas Islam Riau. Pekanbaru.
  4. Shoimin, Aris. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.