Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiri)

Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiri)
Oleh: Rifan Rahman Sutrisno


Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Kunandar (2010; 371) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri adalah kegiatan pembelajaran dimana siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan sisa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
Lebih lanjut, Wina (2006: 196) menyatakan bahwa strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Shoimin (2016) menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa untuk memiliki pengalaman belajar dalam menemukan konsep-konsep materi berdasarkan masalah yang diajukan

  • Langkah-langkah
  1. Membina suasana yang responsif diantara siswa
  2. Mengemukakan permasalahan untuk diinkuiri (ditemukan) melalui cerita, film, gambar, dan sebagainya. Kemudian, mengajukan pertanyaan ke arah mencari, merumuskan dan memperjelas permasalahan dari cerita dan dan gambar
  3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diajukan bersifat mencari atau mengajukan informasi atas data tentang masalah tersebut.
  4. Merumuskan hipotesis/perkiraan yang merupakan jawaban dari pernyataan tersebut. Perkiraan jawaban ini akan terlihat setidaknya setelah pengumpulan data dan pembuktian atas data. Siswa mencoba merumuskan hipotesis permasalahan tersebut. Guru membantu dengan pertanyaan-pertanyaan pemancing.
  5. Menguji hipotesis, guru bertanya kepada siswa dengan tujuan meminta data untuk pembuktian hipotesis.
  6. Pengambilan kesimpulan dilakukan guru dan siswa (Piaget dalam Shoimin, 2016).

  • Kelebihan
  1. Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran dengan strategi ini dianggap lebih bermakna.
  2. Siswa dapat belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
  3. Dapat mengembangkan proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
  4. Dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa dengan kemampuan di atas rata-rata.

  • Kelemahan
  1. Pembelajaran degan inkuiri memerlukan kecerdasan siswa yang tinggi. Bila siswa kurang cerdas hasil pembelajaran kurang efektif.
  2. Harus adanya perubahan cara belajar siswa dengan menghilangkan kebiasaan menerima informasi dari guru dengan apa adanya.
  3. Guru harus merubah peran dari pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar.
  4. Karena dilakukan secara kelompok, kemungkinan ada anggota yang kurang aktif.
  5. Sulit dilakukan untuk siswa usia dini.
  6. Perlu adanya bimbingan guru yang lebih baik.
  7. Sulit dilakukan pada kelas dengan jumlah siswa terlalu banyak.
  8. Pembelajaran memerlukan waktu yang lama dan kurang efektif jika situasi kurang mendukung.
  9. Proses pembelajaran kurang efektif apabila guru kurang bisa menguasai kelas. 


Daftar Pustaka
Shoimin, Aris. (2016). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.