Quantum Learning



Quantum teaching adalah pengubahan berlajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Quantum teaching juga menyertakan segala kaitan antara, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis pada lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Quantum teaching berisi prinsip-prinsip sistem perancangan pengajaran yang efektif, efisien, dan progresif berikut metode penyajiannya untuk mendapatkan hasil belajar yang mengagumkan dengan waktu sedikit.

Dalam praktik Quantum teaching bersandar pada asas utama “bawalah dunia mereka ke dalam dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dalam dunia mereka”. Setiap bentuk interaksi dengan pembelajar, setiap rancangan kurikulum, dan setiap metode pembelajaran harus dibangun prinsip utama tersebut.
Quantum teaching mempunyai kerangka rancangan belajar yang dikenal sebagai T-A-N-D-U-R: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demostrasi, Ulangi, dan Rayakan, (DePorter, 2014:8-9). Berikut ini akan dijelaskan pengertian tersebut.

a. Tumbuhkan
Tahap menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran yang akan dilakukan. Melalui tahap ini, guru berusaha mengikutsertakan siswa dalam proses belajar. Motivasi yang kuat membuat siswa tertarik untuk mengikut seluruh rangkaian pembelajaran. Tahap tumbuhkan bisa dilakukan untuk menggali permasalahan terkait dengan materi yang akan dipelajari, menampilkan seuatu gambaran atau benda nyata, cerita pendek atau video.

b. Alami
Alami merupakan tahap ketika guru menciptakan atau mendatangkan pengalaman yang dapat dimengerti semua siswa. Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan awal yang telah dimiliki. Selain itu, tahap ini juga untuk mengembangkan keingintahuan siswa. Tahap alami bisa dilakukan dengan mengadakan pengamatan.

c. Namai
Tahap namai merupakan tahap memberikan kata kunci, konsep, model, rumus, atau strategi atas pengalaman yang telah diperoleh siswa. Dalam tahap ini siswa dengan bantuan guru berusaha menemukan konsep atas pengalaman yang telah dilewati. Tahap penamaan memacu struktur kognitif siswa untuk memberikan identitas, menguatkan, dan mendefinisikan atas apa yang telah dialaminya. Proses penamaan dibangun atas pengetahuan awal dan keingintahuan siswa saat itu. Penamaan merupakan saat untuk mengajarkan konsep kepada siswa. Pemberian nama setelah pengalaman akan menjadi sesuatu lebih bermakna dan berkesan bagi siswa. Untuk membantu penanaman dapat digunakan susunan gambar, warna alat bantu, kertas tulis, dan poster dinding.

d. Demonstrasi
Tahap demonstrasi memberikan kesempatan untuk menerapkan pengetahuan ke dalam pembelajaran yang lain dan ke dalam kehidupan mereka, Tahap ini menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menunjukan apa yang mereka ketahui. Tahap demonstrasi bisa dilakukan dengan penyajian di depan kelas, permainan, menjawab pertanyaan, dan menunjukan hasil pekerjaan.

e. Ulangi
Pengulangan akan memperkuat koneksi saraf sehingga menguatkan struktur kognitif siswa. Semakin sering dilakukan pengulangan, pengetahuan akan semakin mendalam. Bisa dilakukan dengan menegaskan kembali pokok materi pelajaran, memberi kesempatan siswa untuk mengulang pelajaran dengan teman lain atau melalui latihan soal.

f. Rayakan
Rayakan merupakan wujud pengakuan untuk menyelesaikan partisipasi dan memperoleh keterampilan dalam ilmu pengetahuan. Bisa dilakukan dengan pujian, tepuk tangan, dan bernyanyi bersama.

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembelajaran quantum ada lima macam (DePorter, 2007: 7).
a. Segalanya berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran. Semua mengirim pesan tentang belajar.

b. Segalanya bertujuan
Hal ini mengandung arti bahwa semua upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengubah kelas mempunyai tujuan, yaitu agar siswa dapat belajar secara optimal untuk mencapai prestasi yang tertinggi,

c. Pengalaman sebelum pemberian nama
Proses belajar paling efektif terjadi ketika siswa telah mengalami sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.

d. Akui setiap usaha
Setiap mengambil langkah siswa perlu mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Dalam pembelajaran quantum tidak dikenal istilah “gagal”, yang ada hanyalah hasil dan umpan balik. Setiap hasil adalah prestasi dan asing-masing akan menjadi umpan balik demi pencapaian hasil yang tepat sebagaimana dimaksudkan.

e. Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan
Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.

Langkah-langkah

a. Guru wajib memberikan keteladanan sehingga layak menjadi panutan bagi peserta didik, berbicaralah yang jujur, jadi pendengar yang baik, dan selalu gembira (tersenyum).

b. Guru harus membuat suasana belajar yang menyenangkan atau menggembirakan. Ini karena “learning is most effective when it’s fun”. Kegembiraan disini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan pada diri peserta didik.

c. Lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bisa membawa kegembiraan:
  • Pengaturan meja dan kursi diubah dengan berbagai bentuk seperti bentuk U atau lingkaran.
  • Beri tanaman atau hiasan lain diluar maupun di dalam kelas.
  • Pengecatan warna ruangan, meja, dan kursi yang menjadi keinginan dan kebanggaan kelas.
  • Ruangan kelas dihiasi dengan poster yang isinya slogan, kata mutiara pemicu semangat misalnya kata: “Apa pun yang dapat Anda lakukan atau ingin Anda lakukan, mulailah. Keberanian memiliki kecerdasan, kekuatan, dan keajaiban di dalamnya.

d. Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlihat dan berpengaruh kuat pada proses belajar. Guru dapat memengaruhi suasana emosi siswa dengan cara:
  • Kegiatan-kegiatan pelepas stres seperti menyanyi bersama, mengadakan permainan, dan sebagainya.
  • Aktivitas-aktivitas yang menambah kekompakan seperti melakukan tur, makan bersama, dan sebagainya.
  • Menyediakan forum bagi emosi untuk dikenali dan diungkapkan, yaitu melalui bimbingan konseling, baik oleh petugas BP/BK maupun guru.

e. Memutar musik klasik ketika proses belajar mengajar berlangsung. Namun sekali-kali akan diputarkan instrumental dan bisa diselingi jenis musik lain untuk bersenang-senangdan jeda selama pembelajaran.

f. Sikap guru kepada peserta didik:
  • Pengarahan “Apa manfaat materi pelajaran ini bagi peserta didik” dan tujuannya
  • Perlakukan peserta didik sebagai manusia sederajat.
  • Selalu menghargai setiap usaha dan merayakan hasil kerja peserta didik.
  • Memberikan stimulus yang mendorong peserta didik.
  • Mendukung peserta 100% dan ajak semua anggota kelas untuk saling mendukung.
  • Memberi peluang peserta didik untuk mengamati dan merekam data hasil pengamatan, menjawab pertanyaan dan mempertanyakan jawaban, menjelaskan sambil memberikan argumentasi, dan sejumlah penalaran.

g. Terapkan 8 kunci keunggulan ini ke dalam rencana pelajaran setiap hari. Kaitkan kunci-kunci ini dengan kurikulum.
  • Integritas: Bersikaplah jujur, tulus, dan menyeluruh. Selaraskan nilai-nilai dengan perilaku anda.
  • Kegagalan awal kesuksesan: Pahamilah bahwa kegagalan hanyalah memberikan informasi yang anda butuhkan untuk sukses.
  • Bicaralah dengan niat baik: Berbicaralah dengan pengertian positif, dan bertanggungjawablah untuk berkomunikasi yang jujur dan lurus. Hindari gosip.
  • Hidup pada saat ini: Pusatkan perhatian pada saat ini dan kerjakan dengan sebaik-baiknya.
  • Komitmen: Penuhi janji dan keajiban, laksanakan visi dan lakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
  • Tanggung jawab: Bertanggungjawablah atas tindakan anda.
  • Sikap Luwes dan Fleksibel: Bersikaplah terbuka terhadap perubahan atau pendekatan beru yang dapat membantu anda memperoleh hasil yang diinginkan.
  • Keseimbangan: Jaga keselarasanpikiran, tubuh, dan jiwa anda. Sisihkan waktu untuk membangun dan memelihara tiga bidang ini.

h. Guru yang seorang quantum teacher dalam berkomunikasi mempunyai ciri-ciri:
  • Antusias: menampilkan emangat untuk hidup.
  • Berwibawa: menggerakan orang.
  • Positif: melihat peluanag setiap saat.
  • Supel: mudah menjalin hubungan dengan beragam peserta didik.
  • Humoris: berhati lapang untuk menerima kesalahan.
  • Luwes: menemukan lebih dari satu untuk mencapai hasil.
  • Menerima: mencari di balik tindakan dan penampilan luar untuk menemukan nilai-nilai inti.
  • Fasih: berkomunikasi dengan jelas, ringan, ringkas, dan jujur.
  • Tulus: memiliki niat motivasi dan motivasi positif.
  • Spontan: dapat mengikuti irama dan tetap menjaga hasil.
  • Menarik dan tertarik: mengaitkan setiap informasi dengan pengalaman hidup peserta didik dan peduli akan diri peserta didik.
  • Menganggap peserta didik “mampu”: percaya akan keberhasilan peserta didik.
  • Menetapkan dan memelihara harapan tinggi: membuat pedoman kualitas hubungan dan kualitas kerja yang memacu setap peserta didik untuk berusaha sebaik mungkin.

i. Semua peserta didik diusahakan untuk memiliki modul/buku sumber belajar lainnya, dan buku yang bisa dipinjam dari perpustakaan. Tidak diperkenankan guru mencatat/menyuruh peserta didik untuk mencatat pelajaran di papan tulis.

j. Dalam melakukan penilaian, guru harus berorientasi pada:
  • Acuan/patokan. Semua kompeensi perlu dinilai sesuai dengan acuan kriteria berdassarkan indikator hasil belajar.
  • Ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar ditetapkan dengan ukuran atau tingkat pencapaian kompetensi yang memadai dan daat dipertanggungjawabkan sebagai prasyarat penguasaan kompetensi berikutnya.
  • Metode penilaian dengan menggunakan variasi, antara lain: tes tertulis, observasi, wawancara, portofolio, dan demonstrasi.


Kelebihan
  • Dapat membimbing peserta didik ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
  • Karena quantum teaching lebih melibatkan siswa, saat proses pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.
  • Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.
  • Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
  • Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri.
  • Karena model pembelajaran quantum teaching membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, secara tidak langsung guru terbiaasa untuk berpikir kreatif setiap harinya.
  • Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti.

Kekurangan
  • Model ini memerluan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
  • Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
  • Karena dalam metde ini ada perayaan untuk menghormati usaha seseorang siswa, baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian, dll., dapat mengganggu kelas lain.
  • Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.
  • Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus karena tanpa ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif.
  • Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik, diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun, kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.

Daftar pustaka:
Shoimin, Aris, (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Ilustrasi Quantum Learning oleh Freepik