Imam Al-Ghazali telah menyenaraikan adab-adab bersahabat di dalam kitab Bidayatul Hidayah. Antaranya:
- Melebihkan saudara/sahabatnya itu dengan hartanya (apa yg dimiliki), Sepertimana dia berkehendakkan sesuatu kebaikan untuk dirinya. Begitu jugalah yang dia harapkan buat sahabatnya (mendapat kebaikan yang sama). Memberikan hartanya padahal dirinya berhajat kepada harta itu.
- Menghulurkan bantuan kepada sahabatnya walaupun tanpa diminta.
- Menyembunyikan akan rahasia sahabatnya.
- Menutup aib sahabatnya.
- Apabila terdengar celaan seseorang kepada sahabatnya, tidak disampaikan celaan tersebut kepada sahabatnya itu.
- Apabila diketahui sahabatnya dicela maka janganlah ia sesekan mendengar celaan itu.
- Apabila diketahui sahabatnya dipuji, maka hendaklah ia menyampaikan pujian tersebut kepada sahabatnya itu.
- Hendaklah memberi perhatian kepada sahabatnya tatkala ia berbicara.
- Menghindarkan diri dari berbantah-bantah dengan sahabatnya.
- Apabila melihat kebajikan yang dibuat oleh sahabatnya maka hendaklah ia memuji akan sahabatnya.
- Menegah orang yang sedang mencela sahabatnya walaupun ketika ketiadaan sahabatnya.
- Memberi nasihat dan teguran kepada sahabat apabila diminta.
- Memaafkan segala kesalahan sahabatnya itu dan tidak mencacinya atas kesalahan yang telah dilakukan.
- Senantiasa mendoakan kebaikan kepada sahabat sama ada yang masih hidup atau telah mati.
- Hendaklah membuat kebajikan kepada Sahabatnya dan kepada keluarganya apabila dia telah meninggal dunia.
- Tidak memberati akan sahabatnya itu daripada suatu hajatnya supaya senang hati sahabat itu dari kesusahan.
- Mendahului memberi salam ketika berjumpa sahabatnya.
- Memuliakan akan sahabatnya itu akan segenap hal kebaikan.
- Apabila sahabatnya berkata, hendaklah dia mendengar sehingga selesai sahabatnya berkata, sesudah itu barulah dia berkata.
Saidina Ali Berkata:
“Saudaraku yang sebenar ialah orang yang senantiasa berada disisimu (ketika susah dan senang). Dia sanggup membahayakan dirinya demi kebaikanmu, dan sanggup berkorban apa sahaja untuk kepentinganmu.”
Abu Sulaiman al-Darani ra mengingatkan kita agar melihat dua sifat ini pada seseorang sebelum memilihnya sebagai rakan:
- Orang yang muda engkau berurusan dalam kehidupan seharian.
- Orang yang dapat memberikan faedah dan manfaat dalam segala perkara.
Setiap individu muslim mempunyai hak yang perlu ditunaikan terhadap sahabatnya. Janganlah sekadar menagih hak kita (sebagai sahabat kepada muslim yang lain), dan mengabaikan hak sahabat lain yang perlu kita tunaikan.
Sumber
Aini, N.A. (2017). Pendidikan Karakter. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Rizqi Press.
Desain ilustrasi pertemanan oleh Freepik